Jumat, 22 Maret 2013

Ciuman Terakhir untuk Emak

Selamat jalan bu...
Semenjak lulus SD aku memutuskan untuk tinggal di rumah Om ku dan melanjutkan sekolah ke Pontianak , yaa awalnya si pingin cari suasana baru dan ingin melakukan banyak hal seperti orang-orang kota lakukan , yaa seperti yang aku lihat di TV, ad mobil , motor , sekolah yang bagus , berkualitas , kegiatanya banyak . Bukannya aku tak mau menjadi anak kampung ,  aku ingin merasakan hal berbeda saja dan ingin buat orangtuaku bangga jika aku berhasil berjuang di kota ( dikampung halam orang). Berhubung emakku waktu itu juga sangat mendukung ya aku makin yakin dengan keputusan ku untuk tinggal dirumah Om ku. Dan kupikir jarak antara rumah Om dan kampungku juga tidak terlalu jauh cukup 2 jam dengan menggunakan speedboat atau 5 jam dengan kapal motor.Ya kupikir tiap minggu aku bisa pulang ke kampung.Namun bapak agak keberatan untuk memberikan izin , katanya aku ini anak perempuan tunggu kuliah saja baru ke kota.Tapi , aku berusaha meyakinkan bapak bahwa aku sanggup untuk tinggal kota ini.
Emak mengantarku ke rumah Om  dan menitipkan aku kepada Paman dan Bibi. 
Satu bulan telah berlalu bapak datang ke kota , membelikan aku sepeda untuk kesekolah, katanya supaya tidak merepotkan om mengantarku sekolah , terus kalau aku ada kegiatan-kegiatan diluar sekolah aku tidak perlu minta antar , kecuali jauh dan malam hari.
Tak terasa hampir satu bulan telah berlalu aku tinggal di rumah omku , ya kesan nya sih biasalah kalau tinggal dirumah orang , biarpun sodara tetap enak tinggal dirumah sendiri.Yaa hampir 2 minggu sekali aku pulang kerumah untuk menjenguk bapak dan emak , serta adiku.Yang paling aku rindu itu emakku , yaaa tidak tau sih kenapa alasannya , yang jelas saat sampe dirumah yang pertama kali aku peluk itu emakku, trus adik , trus bapakku.
Kalau aku ada dirumah , emak masak semua makanan kesukaanku , bapak pergi belanja ikan , kepiting dan makanan-makanan laut yang aku suka.Hidup kami sangat sederhana, bapakku hanyalah seorang pekerja di perusahaan perkayuan di BatuAmpar , kalau sabtu- minggu bapak biasa menjala dan memancing di sungai.Bapak tak mau menjual hasil tangkapannya walaupun yang ia dapatkan sangat banyak. Tapi kalau emak, suka dijual kalau udah banyak , trus uangnya ditabung dibawah kasur katanya untuk tabungan aku kuliah.Itu lah kebiasaan emakku kalau ada uang lebih suka simpan dibawah kasur dan itu untuk aku kuliah , karena emak pengen lihat aku sarjana katanya.Emaku suka berdagang
Emaku jualan bubur dan nasi kuning didepan teras rumahku , banyak sekali pembeli. yaa , seperti biasa ia simpan uang itu dibawah kasur,dan sama sekali tak mau diambil-ambil katanya untuk persiapan aku kuliah.Aku bilang ke emak " Masiih lama mak ...dipakai saja duitnya kalau lagi butuh" .Mak tetap tak pernah menggerakkan uang itu. Sampai pada saat bapakku mengalami kecelakaan kerja.Tangan bapakku tak bisa digunakan untuk bekerja dan harus dioperasi .Selama kurang lebih 6 tahun bapak tak bisa bekerja dan saat itu bapak tak bisa melakukan kerja apapun ditambah lagi perusahaan bangkrut karena pada saat itu pemerintah mulai berkoar-koar untuk menutup saumil-saumil yang tidak memiliki izin untuk mengolah kayu  balog balog yang diambil tidak secara tebang pilih.Sehingga bapak memutuskan untuk pindah ke kampung halamanya , Nusa Tenggara Barat yaitu dikota bima.
Pada saat itu aku telah duduk dibangku kelas 1 SMA, dan pada saat itu aku sedang Mos , masa orientasi siswa baru di SMA 1 Pontianak.Bapak meminta ku untuk ikut pindah kesana karena kami akan perpisah dengan jarak yang cukup jauh. Tapi Emak meminta ku untuk tidak ikut , dan tetap disini karena mak tau aku sudah lama dan ingin sekali bersekolah di SMA 1, yang kata bibi ku aku tak mungkin bisa bersekolah disitu hanya orang gedongan yang bisa bersekolah disitu.
Akhirnya aku tetap memilih tinggal dan melanjutkan sekolah disini karena uang daftar masuknya pun cukup besar dan jutaan sehingga kalau aku pindah aku akan menyia-nyiakan uang itu sementara perekoniomian kami sudah cukup sulit.Pada waktu pertngahan bulan puasa tahun 2007 lalu, mereka pergi dan aku mengantar mereka dipelabuhan setalah azan subuh. Saat dikapal entah kenapa Emak tak mau melihat ku , aku terus melihat emak dan mendekatinya , tapi ia menyuruhku agar cepat pulang nanti aku terlambat pergi kesekolah.Aku tau , dia tak mau kalau aku melihat airmatanya.Lalu aku mencium tangannya dan kupeluk emak erat-erat. Cuma 3 tahun mak , setelah itu kita akan bersama-sama, dan kalaupun ada rejeki mak bisa kunjungi saya disini atau saya kesana.
Tak lama sirine kapalpun berbunyi dan aku harus cepat-cepat naik kepelabuhan dan meninggalkan orang-orang yang paling berharga dalam hidupku pergi jauh.
Bapak memelukku erat dan ia menangis , tak seperti emak bapak menagis sambil memeluku dan begitu banyak pesan sebelum ia pergi.
Lalu jangkar kapal hendak diangkat dan aku melepaskan pelukan bapak dan harus pergi. Kapalpun berjalan , emak ,bapak adikku ku keluar kapal dan melambai-lambaikan tangan kepadaku.
Ya Tuhan....aku masih diberi kesempatan lagi kan untuk melihat mereka?
Lebaran Tahun depan , aku bisakan  merayakan nya bersama mereka?
Sambil kulambaikan tangannku sampai kapal bergerak semakin jauh dan tak bisa kulihat lagi lambaian mereka dan aku langsung berangkat sekolah dari pelabuhan.
Yaaa...3 tahun berlalu dan aku lulus sekolah , dan emak meminta ku agar melanjutkan kuliah di NTB saja , karena usaha emak cukup maju disana, bapak juga sembuh setelah pindah disana .Emak ingin aku kuliah di sekolah tinggi kebidanan disana dan biaya masuk sudah cukup dan emak sangat besemangat saat itu karena aku akan tinggal bersama mereka. Saat itu aku juga bingung, aku lolos tes beasiswa sampe S2 di Universitas Gunadarma Jakarta , akhirnya mak bilang. Ya sudah kalau ada yang gratisan kenapa tidak.Tapi beasiswa ini hanya untuk biaya pendidikan sedangkan biaya hidup tidak.Aku bingung biaya hidup dan tinggal di ibu kota itu mengerikan ditambah lagi bibiku bilang kalau nilaimu jelek kamu bakal di batalin beasiswanya dan di DO. karena itu konsekuensinya.Aku down mendengar kata-kata itu, kalau aku melanjutkan kuliah di NTB pun tetap saja aku jauh dari orang tua , karena mereka tinggal dikampung dan aku harus ngekos, perlu uang lagi. Bibi juga meminta ku untuk tetap tinggal disini saja, untuk mengirit biaya katanya dari pada disana sama saja. Akhirnya aku kuliah disini dan mengambil kelas ekstensi agar pagi nya aku bisa bekerja untuk membantu orang tua meringankan biaya kuliahku.Dan aku harus menarik nafas lagi untuk menyimpan rindu kepada orangtuaku.3 tahun tak ketemu dan sekarang aku harus tinggal disini lagi?
Ya... mungkin ini hanya sementara , suatu saat nanti aku yakin aku bisa berkumpul bersama keluargaku kembali.
  • Ibu Jatuh Sakit
1 Tahun aku duduk dibangku perkuliahan, dan suatu hari terdengar suatu kabar bahwa emakku jatuh sakit dan koma ,dan harus di bawa kerumah sakit karena tak sadarkan diri.  Saat itu aku langsung ingin pulang , apapun yang terjadi , saat itu aku hanya punya uang 200.000 , om memberiku uang agar pulang bersama bibiku dan itu masih kurang , lalu aku meminjam uang kepada bosku . Pesawat akan berangkat 2 hari mendatang , Ya Tuhan rasa ingin rasanya ku serobot bandara dan menumpang disana agar aku segera bertemu makku. Dan hari keberangkatapun telah tiba.. dan emak masih di ruang ICU tak sadarkan diri. Setelah check in bapak memintaku untuk berbicara dengan mak , walaupun mak tak sadar.
" Mak ... Ina sekarang lagi nunggu pesawat Mak.. emak yang kuat yaa.. Ina sayang emak ....." setelah itu aku tutup telp. Dan pada saat boarding pass , handphone ku berdering, itu dari bapak , aku jawab
" Ada apa pak? Ini lagi boarding pass, setengah jam lagi nyampai jakarta Pak. Dan yang menjawab itu bukan bapak tapi suara Emakku. hati ini senangnya bukan main rasanya, aku merasa sangat-sangat bahagia akhirnya makku sadar dari tidurnya selama hampir 3 hari.
" Na... jam berape sampai , lamaknye ? " , mak bertanya kepadaku
" setengah jam lagi baru nyampai Jakarta Mak , 2 hari dua malam lagi baru nyampai ke NTB "
" iiii..... lamaknyeeee,,,, ",
" Ina pakai bus ke dari Jakarta ke Bima mak mau pake pesawat duitnye tak cukup",
Lalu bapak memotong pembicaraan kami , katanya mak belum boleh terlalu banyak bicara.
Lalu aku duduk di dalam pesawat, dan mematikan hpku.
Tiba di Soekarno-Hatta aku dan bibiku langsung menuju terminal pulo Gadung , untuk mencari bus ke Bima , 2 hari 2 malam aku berada di dalam bus ini melewati Semarang-Surabaya -Bali-Lombok  dengan rasa tidak sabar untuk bertemu dengan Mak

  • Bertemu ibu setelah beberapa tahun tak pernah bertemu

Sesampainya di rumah sakit , aku langung bergegas masuk keruang ICU ,dan kumelihat emakku melontarkan senyum bahagianya disaat ia terbaring.Dan aku segera mencium tangannya dan memeluknya erat.Ia membalas pelukakakanku.Tangan nya yang hangat  memelukku erat dan kumerasa tetasan airmatanya jatuh dipundakku.Itu tangisan keriduannya selama 4 tahun tak pernah bertemu denganku . Air mata itu membuatku tak mampu juga untuk membendung perasaanku.
Berhubung saat itu pukul 2 malam aku langsung tidur bersama emak ku di bed rumah sakit. Kupeluk emakku erat dan aku merasakan ketenangan .Sudah lama aku tak pernah sedekat ini dengan emakku . Kini aku tepat berada disebelahnya , tidur satu bangsal dengannya. Tak kuhiraukan perkataan suster yang melarangku agar tidur dibawah dan membiarkankan emakku tidur sendiri.Akhirnya aku tertidur lelap dengan mendekap emakku .
Hingga keesokan harinya kondisi makku lebih baik.Ia meminta kepada dokter yang merawatnya agar memindahkannya ke ruangan biasa dan ia ingin segera pulang.Lalu dokter pun memindahkan emakku ke ruangan biasa. Diruangan itu sempat 1 hari kami bersenda gurau dan akan berencana memabawa pulang emak kerumah di hari lusa.Bapakku segera mengemaskan barang . Saat itu emak ingin buang air kecil dan aku memboyongnya ke kamar kecil, namun saat mengangkatkan kakinya, entah kenapa emak menjadi kaku , kaki dan tangannya kaku namun masih bisa dipaksakan untuk berjalan.Aku mulai khawatir dengan keadaan emak dan aku memintanya untuk berbaring dan tak duduk.

Lalu emak tertidur dan ia meminta mencabutkan rambut-rambut nya yang mulai memutih ( uban pendek-pendek) dengan pinset pencabut uban.
" Vina.. cabutkan uban mak sampai mak tidur ", aku pun melakukan apa yang dipinta nya.Saat matanya mulai terpejam aku lanjutkan mencabut uban sambil kubacakan doa doa untuk emakku. Ia tertidur pulas sampe menjelang adzan maghribpun ia masih tetap tertidur , kemudia ia bangun dan meminta kami untuk membelikannya buah , lalu aku dan bapak berkendara menyusuri kota bima untuk mencari buah-buahan.Bapak sengaja membelikan emak mangga yang paling bagus kualitasnya .Lalu bapak memberikannya ke Emak , lalu emak berceloteh
" Kenapa beli mangga ini? " beli yang busuk-busuk saja , lebih murah. Ya Allah pilunya hatiku mendengar itu.Lalu emak minta dibelikan kacang kulit dan roti , Lalu aku dan bibiku pergi mencari roti dan kacang kulit , dan kami menemukannya .
Pada saat kami kembali dengan membawa roti dan kacang kulit yang ia minta , emak sudah tak bisa membuka mulutnya lagi dan ia terpejam .
Lumpuh rasa kakiku melihat keadaan emak seperti itu. Ku letakkan kacang kulit dan roti yang dipesaannya. Dan kucium wajahnya yang begitu hangat dan kudekap emakku di atas bangsal.Hingga aku tertidur higga besok pagi. Ke esokkan harinya , kondisi emakku semakin memburuk , ia kekurangan oksigen dan petugas rumah sakit harus  membawanya kembali ke ruangan ICU.Dan memasang tabung oksigen, beberapa peralatan medispun dipasang di tubuh nya. Tersayat rasa perasaank disaat assisten dokter itu menusukan jarum suntik ke tangan emaku. Lalu suster-suster memasang selang di hidungnya dan mulutnya.Pada saat suster memasang selang ke mulutnya untuk memompa isi lambung keluar agar lambung menjadi kosong.Mereka memasukan melalui lubang hidung emak dan trus masuk ,dan aku meminta dokter untuk mengehentikan semua tidakan yang kuanggap konyol ini.Mereka memberikan penjelasan tujuan mereka melakukan hal ini. Dan akupun mulai mengerti. Tertusuk juga rasanya lambungku ketika melihat selang sudah masuk ketubuh emakku melalui hidungnya sepanjang 70 cm dan berdiameter 0.5 cm itu.
Pada saat itu mak merintih  dan  muntah sementara cairan makanan tetap terus dialirkan melalui infus ditangannya. Sepertinya ada gangguan dikepalanya dan mak harus mendapatkan CT Scan untuk mengetahui apa yang terjadi didalam kepalanya.
Pada saat itu dirumah sakit tak ada fasilitas itu dan mengharuskan pihak rumah sakit merujukkan mak ke rumah sakit Provinsi di Mataram. Namun untuk sampai kesana perlu waktu 1 hari 1 malam dengan menggunakan ambulan. Saat itu aku dan bapakku bermusyawarah dan bapak mengeluh kepadaku akan biaya CT scan itu.Jika dihitung biaya nya dan biaya membayar suster (2) dan 1 ambulane dan 1 supir memerlukan dana 2 juta , belum lagi biaya CT scan itu sendiri , sementara uang yang di bawa yang masih terbungkus dalam tas ransel adikku yang usang itu hanya 4 juta beserta uang logam yang hampir 1 kantong di bungkus bapak. Itu uang dari warung kami , semua uang habis dibawa dirumah sakit.
Bapak bertanya kepadaku, jika uang ini kita gunakan untuk membawa mak untuk melakukan CT scan, maka bapak tak bisa membayarkan uang daftar ulang mu.Aku tak berfikir panjang lagi.Aku putuskan untuk cuti kuliah 1 semester, asalkan emak harus mendapatkan perawatan yang lebih baik.Akhirnya kami sepakat untuk membawa emak ke Mataram.
Pada saat aku mengelap tubuhnya , mak msih tak sadarkan diri dan kulihat air mata mengalir dari pipinya , mungkin ia mendengar percakapan aku dengan bapak tadi.Kekecup keningnya dan kupeluk emak, " Mak harus kuat mak , sebentar lagi kita berangkat ke Mataram .Saat itu hampir menjelang adzan maghrib , aku mengganti daster yang emak pakai dengan menggunakan pakaian berkancing yang lebih rapi.Pada saat aku mengelap jari jemari emak , kulihat warna kuku nya berubah menjadi kekuning-kuningan dan mulai mengeras, kuteriak bapakku yang sedang di kamar kecil rumah sakit . Saat itu bapak sedang membersihkan kain dan selimut emak.
Kulihat lagi bibir mak biru, saat itu aku benar benar bergegar dan bapak membisikan doa doa untuk emak , aku segera memanggil suster dan suster segera melakukan tindakan penyelamatan.Ku ambil Al-quran yang sengaja aku bawa dari Pontianak , kubaca surah Ar-Rahman dan surah Yassin . Ku meminta kepada Allah agar memberi kesempatan kembali untukku mendengar celoteh dan senyum mak , bapak membisikan lantunan lantunan ayat menjemput sakaratul maut kepada mak dan aku membaca Yassin.Hingga pada akhirnya kulihat mak mengangkat dadanya tinggi dan ia harus menghembuskan nafas terakhirnya.
Aku masih tak yakin emakku pergi , kutanya suster apa yang terjadi , dan mereka meminta ku agar besabar .
Tidaakkk , semua ini tidak benar,,,aku tak percaya . Tuhan, baru beberapa hari aku bertemu dengannya mengapa kau biarkan ia pergi menginggalkanku.Belum sempat ak merasakan masakannya lagi , belum sempat ia menghadiri acara wisuda yang ia nanti nantikan  , belum sempat aku menyerahkan gelara sarjana yang selama ini ia perjuangkan , belum sempat aku membahagiakannya Tuhan  Mengapa Tuhan , mengapa secepat ini kau jemput makku Mengapaaaaaaaaaaaaa????.Astarfirullah saat itu aku seolah-olah menyalahkan Allah.
" Maaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" .
Aku berteriak dan terus memeluknya. Aku sadar beberapa keluarga pasien dirumah sakit menengakan aku dan menyuguhku segelas air putih . Pak , bu . aku sadar jelasku kepada mereka , aku hanya tak percaya makku pergi secepat ini . Empat tahun kami tak pernah bejumpa kini dengan pertemuan singkat ini aku harus mengahiri semuanya. Aku tak sanggup pak , bu..
Ku hampiri lagi ibuku yang telah terbujur kaku dipembaringannya. Kupeluk , tak hentinya kucium seluruh wajah ibu yang kurasa masih hangat pada saat itu. Aku merasa emakku masih hidup.Namun tubuhnya benar-benar kaku.
Tuhan inikah akhir ceritaku bersama seseorang yang paling aku cintai di dunia ini?